Sebagian ulama menyebutkan bahwa malam nishfu sya’ban memiliki banyak nama, dan sudah menjadi maklum bahwa banyaknya nama menunjukkan kemulyaan yang mempunyai nama itu. Bahkan al Imam Abul Khoir Ath Thaliqani menyebutkan tidak kurang 22 nama nishfu sya’ban, diantaranya :
Artinya malam itu sendiri memiliki keberkahan, atau karena makna dan rahasia yang terdapat didalamnya atau karena dekatnya malaikat kepada manusia pada malam itu.
Yaitu pembagian rizqi dan penentuan takdir yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT, sebagaimana yang diriwayatkan dari ‘Atho’ bin Yasar, beliau berkata:
“Jika tiba malam nishfu sya’ban malaikat maut menghapus setiap nama orang yang ditakdir akan mati pada sya’ban itu sampai sya’ban yang akan datang, dan sesungguhnya seseorang berbuat kedholiman dan kekejian atau menikahi wanita atau menanam pepohonan padahal namanya telah dipindah dari (catatan) golongan orang-orang yang hidup ke dalam (catatan) golongan orang-orang mati dan tidak ada malam yang lebih mulia setelah malam Lailatul Qadr daripada malam nishfu sya’ban”
Al Imam Taqiyuddin As Subki RA menyebutkan dalam tafsirnya bahwasanya malam nishfu sya’ban menggugurkan dosa selama setahun dan malam jum’at menggugurkan dosa sepekan dan malam lailatul qadr menggugurkan dosa seumur hidup.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA, beliau berkata :
“Terdapat lima malam yang tidak akan tertolak doa ( si hamba ), yaitu malam jum’at, awal malam bulan rajab, malam nishfu sya’ban, malam lailatul qadr dan dua malam hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha).
Lailatu ‘iidil malaaikah (malam hari raya malaikat)
Al Imam Abu Abdillah Thohir bin Kuhammad bin Ahmad al Haddadi ra menyebutkan dalam kitabnya ‘Uyuunul Majaalis :
“ Sesungguhnya para malaikat di langit mempunyai dua hari raya sebagaimana kaum muslimin, adapun hari raya malaikat adalah malam nishfu sya’ban dan malam lailatul qadr sedangkan hari raya muslimin adalah idul fitri dan idul adha. Hari raya malaikat malam hari karena mereka tidak tidur, jadi siang dan malam sama di hadapan mereka, sedang hari raya muslimin pada siang hari karena malam adalah waktu mereka tidur dan beristirahat “.
Lailatusy Syafa’ah (Malam pemberian syafa’at)
Nama ini diberikan oleh al Imam Abu Manshur Muhammad bin Abdillah al Hakim an Naisaaburi dan ulama lainnya.
Lailatul Baraa ah (malam pembebasan)
Yang dimaksud adalah dibebaskan dari neraka Allah, yang demikian ini diberikan kepada mereka yang melaksanakan hak-hak Allah dan melaksanakan kewajibannya sebagai hamba Allah.
Lailatut Ta’dziim (malam kemulian)
Nama ini diberikan oleh Taqiyuddin as Subki ra dalam tafsirnya.
Lailatul ghufraan wal ‘itq minan niiraan (malam pengampunan dan pembebasan dari neraka)
Keterangan ini disebutkan dalam kitab Tuhfatul Ikhwan yang ditulis oleh as Syeikh Syihabuddin Ahmad bin Hijazi Rahimahullah.